Dirinya bukanlah jodohku

•Mei 10, 2010 • Tinggalkan sebuah Komentar

Ridwan, seorang pemuda yang terus menerus merasa jika Allah SWT tidak adil padanya dan selalu berkeluh kesah akan nasibnya, sesorang yang mengharapkan pendamping hidup yang telah jauh dari jodohnya. Seorang pemuda yang hampir putus asa karena dia merasa bahwa seorang akhwat yang bertahun-tahun diharapkan untuk menjadi pendampingnya kelak, ternyata tidak mendapatkan restu dari kedua orang tua sang akhwat tersebut.

Disisi lain dia sering kali dianggap beruntung oleh teman-temannya karena dia selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Karir yang menjanjikan, seorang kekasih yang cantik (Nia) yang menjadi bunga di kampusnya dan keluarga yang selalu mensupport dia dalam segala hal. Namun, semua itu tidak selalu ia syukuri dengan baik. Dia selalu merasa nasibnya kurang beruntung karena hubungannya dengan kekasihnya itu tidaklah semulus yang ia bayangkan sebelumnya.

Suatu ketika, Ridwan dengan kegelisahan dalam tidurnya memikirkan akan kata-kata orang tua Nia tentang masa depan hubungan mereka. “Ibu tidak cocok mempunyai besan yang tidak sejalan dengan keluarga ibu, jika nak Ridwan mau berteman dengan putri ibu. Ibu tidak keberatan…” kata-kata itu selalu berputar-putar dikepala Ridwan yang terus-menerus sambil sedikit menyalahkan keadaan diri dan keluarganya karena kata-kata itu. Keadaan yang menekan jiwanya itu membuat dia serasa kehilangan pegangan, fokus akan pekerjaannya pun jadi perlahan-lahan hilang.

Hari demi hari ia mencari cara terbaik untuk mengikhlaskan keputusan yang telah ditentukan-Nya, namun rasanya dia tidak pernah bisa menerima keputusan itu. Dia berpikir mati-matian untuk berusaha memperbaiki keadaan, bahkan dia berniat dengan cara apapun ia harus bisa memperbaiki keadaan ini. Keadaan ini diperburuk dengan sikap Nia yang makin tidak acuh kepadanya, bahkan Nia merasa bahwa Ridwan lah penyebab dari rusaknya hubungan mereka. Ditengah kegalauan itu, hanya satu yang terpikir olehnya, menelpon Nia. Saat ia menanyakan hubungan mereka, Nia hanya menjawab “Aku sudah berkali-kali memberimu kesempatan untuk memperbaiki dirimu dan keluargamu, kali ini aku sudah tidak bisa lagi mempertahankanmu, maafkan aku….”. Ridwan pun hanya terdiam meratapi jawaban Nia.

Dalam keterpurukkannya, Ridwan mulai membuka pikirannya untuk mengembalikan semuanya pada Allah SWT yang dia merasa telah lama ditinggalkannya. Dalam keputusasaannya ditengah-tengah waktu malam dia beristikharah sambil memanjatkan doa setelahnya.

“Ya Allah, hambamu ini adalah hamba yang lemah. Hambamu ini adalah hamba yang merindukan akan sentuhan petunjukMu, bimbinganMu dan sedikit dari pengetahuan yang ada padaMu. Tunjukkanlah padaku bukti nyata bahwa dia bukanlah jodohku, sesudah itu aku akan patuh pada keputusanMu. Hamba mengharapkanMu dengan sangat….” Sambil mengusap airmatanya, dia bangun dan melanjutkan tidurnya. Dan dia tidak pernah terpikir bahwa jawaban itu akan didapat sangat capat.

Keesokan harinya, dengan tidak sabar dan rasa kalut Ridwan mencoba menelpon Nia untuk kesekian kalinya. Berkali-kali telpon Nia berdering, namun tak seorang pun menjawabnya. Hingga akhirnya seseorang mengangkat telpon tersebut. Tidak disangka, ibu Nia lah yang menjawab telepon itu.

Ibu Nia : “Assalamu’alaikum”

Ridwan : “Wa’alaikumsalam… Nia nya ada bu?”

Ibu Nia : ”Dia sedang mandi. Maaf ya nak Ridwan, ibu harus mengatakan ini. Ibu tidak bisa mengharapkan nak Ridwan untuk jadi menantu ibu, karena beberapa alasan. Ibu juga merasa, klo nak Ridwan tidak bisa menghadapi masalah dengan baik. Kurang siap sebagai kepala rumah tangga.”

Ridwan : ”Tapi bu, saya akan terus belajar untuk memperbaiki diri saya”

Ibu Nia : ”Ibu rasa waktunya sudah tidak ada lagi, kemarin ada teman Nia dateng kerumah. Dia sering datang kemari, jadi ibu tanya sebenernya apa maksud dia. Dia bilang, dia suka dan serius dengan anak ibu dan ibu terus terang lebih sreg memilih dia daripada nak Ridwan”

Ridwan : ”……”

Ridwan pun terdiam dan tidak bisa melanjutkan perkataannya. Dalam hatinya, sungguh Allah SWT telah menjawab semua pertanyaannya dengan segera. Kali ini dia merasa harus yakin dengan keputusanNya. Dan dia pun mengingat sebuah ayat yang pernah dia baca sewaktu ia mencari cara untuk ikhlas akan segala permasalahannya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah Al-Baqarah:216)

“Dia bukan jodohku dan aku harus menerimanya” sekarang kata-kata itulah yang terlintas dalam benak Ridwan untuk melanjutkan kisahnya.

Mengkonfigurasi Outlook anywhere di Exchange 2007 dan Outlook 2007

•November 29, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

Cerita ini berawal dari mulai banyaknya order Microsoft Exchange 2007 dari kostumer. Al hasil, aku jadi kebagian juga deh ngoprek si Microsoft ini (padahal dah agak anti sama microsoft gara2 sering ngoprek Linux 😀 ). Yah, klo bos dah ngomong apa boleh di kata … hehehe.

Ok, langsung aja ke intinya. Untuk para pengguna setia Microsoft Outlook, dan selalu mengikuti tren dengan menggunakan versi Outlook yang up-to-date (walaupun kadang nda tau bedanya 😀 ). Mungkin akan menemukan sedikit perbedaan pada Outlook 2007 ini. Selain format email yang lebih lengkap, Outlook 2007 ini juga bisa langsung membuka applikasi Ms. Office langsung pada saat meng-“compose” atau membaca email. Eits, tapi bukan itu yang mau saya bahas. Yang akan di bahas disini adalah “Outlook anywhere” yang memudahkan customer mengkonfigurasi email client tanpa repot2 tanya ke provider email mereka.

Konfigurasi “Outlook Anywhere” di Exchange 2007

Ada tiga langkah yang harus di jalankan supaya Outlook anywhere bisa berjalan dengan baik :

1) Buat komputer client “trust” SSL certificate yang di “issued” oleh Exchange Server.

Agak males niy nulisnya, di baca aja di sini dl klo sempet saya translate ke bahasa indonesia deh 😀

2) Install RPC Proxy component, langkahnya sebagai berikut

“Add/Remove Programs” > “Add/Remove Components” > “Network Services” > “RPC over HTTP Proxy”

3) Enable Outlook Anywhere in Exchange server

Pada “Exchange Management Console (EMC)” > “Server Configuration” > “Client Access” > Pilih “<machine name>”, pada Actions panel klik “Enable Outlook Anywhere”. Untuk “External hostname” penamaannya harus sesuai dengan “CN” dari SSL certificate yang di buat untuk “Default Web Site” di IIS.

jika menggunakan EMS, perintahnya kurang lebih seperti di bawah :

enable-OutlookAnywhere -Server ‘<Machine-name>’ -ExternalHostname ‘<external URL for Outlook anywhere>’ -ExternalAuthenticationMethod ‘Basic’ -SSLOffloading $false

Konfigurasi Outlook 2007

Supaya mudah, saya buatkan screen shoot untuk setiap langkahnya 🙂

1) Start > klik kanan pada icon “Outlook 2007” > “Properties”oa2007_12) Klik “E-mail Accounts…”oa2007_23) Klik “New…”oa2007_314) Pilih “Microsoft Exchange, POP3, IMAP. or HTTP”, lalu “Next”oa2007_45) Isi informasi yang di butuhkan, untuk email address menyesuaikan dengan “accepted domain” yang di set pada Exhange server itu sendiri. (yang dibawah cuma sample 😀 ). Lalu “Next”.oa2007_56) Langkah terakhir tinggal tunggu outlook 2007 terkoneksi dengan Exchange server.oa2007_6

Yups sekian dl, ngantuk niy mau bobo 😀

Plesk disaster!!!

•November 9, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

Another day in another week of plesk disaster! This plesk change us to a silly persons who didn’t know how all this processes running…

A lot of issues recently, force us to work very hard every weeks just to find out what goes wrong with the server. And end with conclution that plesk causing all this troubles.

Arggg… I think that management has enough patient to go through all this issues, with all customers always complaining about their email server performance, domainkey issue, or some missing emails on that Plesk.

Other thing that get me frustated with this plesk. It seems plesk make everything easier, but in fact something really bad happened. When i use Plesk Migration Manager (PMM) on expand, the website was successfully migrated, but the emails missing somewhere??? Who knows? where i can find those emails?

It is not easy to inform customer, especially when they rely everything on emails. They will get mad and crazy when they know all the emails are gone. And there is no way to recover it.

Plesk is mistery for me, only the developer can tells what is the true story about it. We can provide better services when we were use our traditional architecture before we implement this Plesk for all our customers. We can solved all issue on the servers.

It is a nightmare you know, we have to migrate a batch of domains from that problematic server to the new server only on 2 days. How many domains you think? only us know 😀

I only can say, i have to get enough sleep and rest after that disaster happened!

^_^